Payakumbuh, Padek— Ratusan pebalap dunia peserta Tour de Singkarak 2012, terkagum-kagum melihat atraksi pacu itiak atau lomba itiak terbang yang disuguhkan Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Payakumbuh, sebelum Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar, melepas pebalap ke etape ketiga yang mengambil rute, Payakumbuh-Ustano Basa Pagaruyuang.
“Marvelous, marvelous (menakjubkan, sangat bagus, mengagumkan),” ujar Zangiabadi Mohammmad dan Karaminejad Ranjbar Mahyar, dua pebalap dari Negara Iran kepada Padang Ekspres, saat menyaksikan atraksi pacu itiak di Jalan Soedirman Payakumbuh, Rabu (6/6) pagi.
Pebalap sepeda dari Malaysia, Kim Do Hyoung dan Mohd Zamri Salleh juga mengaku terpukau, melihat bebek atau itiak bisa terbang ratusan meter dan berhenti di titik yang sudah ditentukan. “Bagus, bagus sekali. Sungguh menakjubkan,” ucap mereka didampingi team offisial, di antaranya Rolina Alias dan Wah Mohd Nazri.
Sementara, tiga pebalap Jepang; Mutsumine, Terasaki dan Akimaru, mengaku, baru pertama kali melihat itik atau bebek terbang dan dilombakan. “Ini sangat unik. Tidak pernah kami temukan di negeri manapun. Kami akan ceritakan kepada keluarga kami di Jepang,” kata mereka didampingi offisial tim Jepang, Takahashi.
Hal serupa disampaikan pebalap dari Perancis, Samuel De Bernelagarde dan Damien Fol. Meski awalnya mengaku, kurang tertarik dengan banyaknya seremoni di setiap etape Tour de Singkarak, tapi saat melihat pacu terbang itik di Payakumbuh, mereka menjadi terkagum.
“Yes, performing that are served your country is amazing. We are happy to be here (Pertunjukkan yang disuguhkan negara Anda sangat menakjubkan. Kami senang hadir di sini),” tukuk Goh Choon dan Marcus Leong Yong Yo, pebalap dari Singapura.
Hanya saja, saat kebelet buang air kecil, para pebalap dari Singapura sempat kelimpungan mencari toilet. Mereka, sepertinya tidak tahu bahwa bus besar yang disediakan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Payakumbuh di tengah acara, merupakan toilet berjalan.
Alhasil, para pebalap itupun sempat menumpang buang air kecil di Cafe Tifa, persisnya di eks Gedung Bank Nasional. “Ke depan, toilet berjalan itu benar-benar harus ditempatkan pada posisi yang strategis dan mudah diketahui pebalap. Sehingga, mereka tidak menumpang-numpang seperti ini,” ujar Nusirwan Abbas Kamil, tim pengambilan aset Bank Nasional yang berada di Cafe Tifa.
Kendati demikian, etape ketiga Tour de Singkarak yang mengambil star di Payakumbuh, tetap berlangsung meriah. Belasan ribuan warga, berkumpul di pusat kota dan di sepanjang Jalan Soekarno-Hatta. Ribuan di antaranya adalah anak-anak sekolah yang diliburkan pihak sekolah.
Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar, ditemani Wawako Payakumbuh Syamsul Bahri, Ketua DPRD Wilman Singkuan, Sekko Irwandi Dt Batujuah dan Kadisparsenibudpora Rida Ananda, nampak senang dengan kemeriahan pelepasan etape ketiga Tour de Singkarak, dimana Payakumbuh menjadi tuan rumah.
Sapta juga mengapresiasi atraksi pacu itiak yang di dunia, hanya terdapat di Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Menurut Sapta, pacu itiak bisa menjadi icon wisata andalan Payakumbuh dan mendorong ekonomi kreatif.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Payakumbuh Rida Ananda yang menggagas penampilan pacu itiak dalam pelepasan Tour de Singkarak, senang dengan banyaknya apresiasi dari pebalap maupun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. “Kedepan, akan kita kemas lebih baik lagi,” ujar Rida Ananda. (frv)
0 komentar:
Posting Komentar