News Update :

My Journey

Tour de Singkarak News

Wisata Kuliner Prasmanan malam Kota Padangpanjang

Buat Apa Sekolah?

Jumat, 31 Mei 2013

Siapa yang pernah menonton 3 idiots? Banyak. Siapa yang suka film itu? Banyak yg suka. Tetapi siapa yg sebenarnya mengambil pelajaran paling cemerlang dari film itu? Entahlah, siapa yg mengambil manfaatnya.
Ada ibu-ibu dengan anak gadis yang siap menikah. Menonton 3 idiots, ibu-ibu ini sampai menangis. Tapi saat anaknya bilang mau menikah, dan hanya akan jadi ibu rumah tangga saja, ibu-ibu langsung bergegas bilang, “nggak boleh. enak saja sy sekolahkan tinggi2, hanya untuk jadi ibu rumah tangga!” Lihatlah, jawaban itu menunjukkan sama sekali tidak berbekas pemahaman yang datang dari film barusan ditontonnya.
40300-wallpaper-of-the-movie-3-idiots.jpg
Kita ini sekolah tinggi2 buat apa sih? Buat nyari pekerjaan keren? Buat jadi pegawai? PNS? Buat nyari rezeki? Keliru kalau jawabannya iya. Saya membuka kitab-kitab, membaca buku-buku tua, menelusuri kesemua hal, tidak ada satupun nasehat yang bilang: sekolahlah tinggi2, agar besok bisa jadi pejabat, kaya raya, dan berbagai ukuran duniawi lainnya, dsbgnya, dsbgnya. Apalagi kalau membuka kitab yg tidak penah keliru: Al Qur’an, juga merujuk nasehat yg tidak akan salah: riwayat Rasul, seruan untuk belajar, tidak ada rumusnya dengan ukuran duniawi.
Kita disuruh belajar, mencari ilmu (dalam dunia yg sangat modern ini ukurannya adalah SD, SMP, SMA, S1, S2, S3, S4, S5 dstnya), murni agar kita banyak tahu, asli agar kita paham banyak hal, dan ilmu itu b-e-r-m-a-n-f-a-a-t bagi kehidupan kita sehari2. Seorang istri yang S3, tidak ada masalah sama sekali tetap menjadi ibu rumah tangga, dan ilmunya bisa bermanfaat utk keluarganya. Ilmunya bisa bermanfaat buat tetangga, sekitar, aktivitas apa saja yg bisa dia lakukan, terlepas mau bekerja di perusahaan/pemerintah atau hanya bekerja di rumah.
Itu benar, saya tidak akan membantahnya, memang ada korelasi kuat antara berpendidikan dengan masa depan cerah, tapi definisi ‘masa depan cerah’ itu bukan s-e-m-a-t-a-2 ukuran duniawi yang membuat proses belajar selama ini jadi kosong. Bukan hanya itu.
Maka, kembali ke film 3 idiots tadi, bukankah Rancho hanya belajar dan belajar. Dia senang belajar, dia senang mencari ilmu. Titik. Sisanya, serahkan pada nasib. Dia tidak peduli gelar, dia tidak peduli mau bekerja jadi apa, dia tidak peduli. Bahkan saat dia harus menyingkir dari ‘kehidupan’, pergi menjauh dari gemerlap banyak hal, justeru kehidupan dan gemerlapnya dunia yang datang kepadanya. Sementara Silencer, teman kuliahnya dulu yg selalu sibuk berhitung atas duniawinya, merasa sudah memenangkan segalanya, ternyata kosong saja, dia hanyalah orang yg amat tergantung nasibnya dgn orang lain. Takut dipecat kerja, tergantung nafkahnya dari orang lain, dan diperbudak oleh materi. Sejatinya Silencer hanya orang ‘suruhan’, terutama suruhan ambisi dan nafsu duniawi–meskipun direktur sekalipun posisinya.
Aduh, bukankah rumus ini banyak terjadi di sekitar kita? Ada banyak teladan yg memilih sibuk belajar, belajar, bekerja, bekerja, terus menjadi yg terbaik, mau jadi apapun dia, bahkan sekadar ibu rumah tangga, hidupnya t-e-r-n-y-a-t-a tetap spesial, bermanfaat bagi banyak orang. Sebaliknya, buanyaaak sekali, yg sibuk menghitung nilai raport, menghitung sekolah sy elit, keren, saya sudah S2, S3, situ apa sih? sy sekolah di kampus ngetop, situ dimana sih? Ternyata tidak pernah lepas dari kungkungan hidupnya, meskipun boleh jadi secara kasat mata sukses menurut ukuran dunia saat ini.
Demikianlah

Air Terjun Nyarai Potensi Wisata yang Belum Terjamah

Air Terjun Nyarai merupakan salah satu air terjun terindah yang kami temukan di Sumatera Barat. Air Terjun ini terletak di Hutan Gamaran, Kec. Lubuk Alung, Kab. Padang Pariaman, Sumatera Barat. Kec. Lubuk Alung terletak di Jalan Lintas Sumatra, lokasinya tidak jauh dari Bandara. Perjalanan dari Bandara Internasional Minangkabau ke Lubuk Alung ditempuh selama  45 menit.

Perjalanan ke Air Terjun Nyarai dimulai dari Desa Gamaran, perjalanan di awali dengan melintasi persawahan warga, setelah itu menyusuri hutan lindung gamaran selama 2 jam, Berikutnya kita akan menyebrangi sungai. Selama perjalanan kita akan melihat fenomona menarik, seperti batu yang berbentuk baret, ada gua kecil serta bendung tinggi yang alami. Rute yang dilalui tidak berbahaya, jika tidak di guyur hujan. Diperlukan 2 kali istirahat, istirahat pertama di dalam hutannya, istirahat kedua di penyebrangan. Setelah menyembrang, kita akan memasuki hutan kembali, kira-kira 1 km perjalan kita akan kembali ke sungai dan memanjat batu besar. Air Terjun Nyarai sudah terlihat dari kejauahan jika kita berdiri di atas batu tersebut.

Tinggi Air Terjun Nyarai mencapai 8 meter, pada musim panas guyuran airnya tidak terlalu deras. Hal yang menarik dari air terjun ini adalah kolam besar yang dilingkari bebatuan,

yang airnya  bewarna kehijauan, kolam ini tepat berada di depan air terjun. Aliran air dari air terjun ke kolam, di bendung oleh dua batu seperti pintu, seperti bendungan yang mengatur debit air yang masuk dari kolam. Semua sisi yang saya ceritakan terbuat secara alami.



Air Terjun Nyarai juga menyimpan potensi menarik lainnya, di dalam kolam hijau tersebut ada ikan, ikan bisa ditangkap dengan pistol tombak atau dengan memancing. Dibutuhkan keahlian khusus untuk menangkap ikan dengan pistol tombak, karna harus menyelam sambil kejar-kejaran dengan ikan. Rasa ikannya luar biasa, enaaak !!!. Dagingnya lembut sekali, manis dan gurih. Manis karena rasa dagingnya dan gurih karena kulitnya.

Disini kita bisa berenang sepuasnya, menangkap ikan dan bermain ayunan dari akar pohon. Waktu tidak akan terasa selama di air terjun, yang dirasakan adalah rasa senang dan ucap syukur kepada Maha kuasa atas ciptaannya.

Aie Angek, Jiwa Yang Menggetarkan

Rabu, 22 Mei 2013


Bermain-main dengan waktu dan angin, baru sadar ternyata badan ini sudah berada di antara tiga kaki gunung. Singgalang-Merapi-Tandikek. Rinai kabut singgalang berusaha membasahi, sembari itu pula kekompakan tandikek dengan singgalang menerobos nalar otak menghipnotis mata untuk berbetah-betah di rumah puisi Taufik Ismail.
Tak sengaja menemukan cerita klasik, alhamdulillah sembari berwisata sastra di ranah yang kaya akan pujangga dan diplomat.. dua-duanya orang pintar berkata-kata. keindahan alam minang memperkaya keindahan kata-kata manusia-manusia yang hidup di celah-celah gunung dan bukit barisan.




Pemberian Tahu - Ketika Dua Cinta Bersastra di Rumah Puisi Taufiq Ismail


Pemberian Tahu
oleh: Chairil ANwar

Bukan maksudku mau berbagi nasib,
Nasib adalah kesunyian masing masing.
Kupilih kau dari yg banyak, Tapi
sebentar kita sudah dalam sepi lagi terjaring
Aku pernah ingin benar padamu,
Dimalam raya menjadi kanak2 kembali

Kita berpeluk ciumann tak jemu,
Rasa tak sanggup kau kulepaskan.
Jangan satukan hidupmu dengan hidupku,
Aku memang tidak bisa lama bersama.
Ini juga kutulis di kapal, di laut tidak bernama.




Pebalap Dunia Kagumi Pacu Itiak

Minggu, 10 Juni 2012


Payakumbuh, Padek— Ratu­san pebalap dunia peserta Tour de Sing­karak 2012, terkagum-ka­gum melihat atraksi pacu itiak atau lomba itiak terbang yang di­suguh­kan Dinas Pariwisata Seni dan Bu­daya Payakumbuh, sebe­lum Wa­kil Menteri Pari­wisata dan Eko­­nomi Kreatif Sapta Nir­wan­dar, me­lepas pebalap ke etape ke­tiga yang mengambil rute, Pa­ya­kum­buh-Ustano Basa Paga­ru­yuang.

Marvelous, marvelous (me­nak­jubkan, sangat bagus, me­ngagumkan),” ujar Zangiabadi Mo­hammmad dan Karaminejad Ranjbar Mahyar, dua pebalap dari Ne­gara Iran kepada Padang Eks­pres, saat menyaksikan atraksi pa­cu itiak di Jalan Soedirman Pa­ya­kumbuh, Rabu (6/6) pagi.

Pebalap sepeda dari Malaysia, Kim Do Hyoung dan Mohd Zamri Salleh juga mengaku terpukau, me­lihat bebek atau itiak bisa ter­bang ratusan meter dan berhenti di titik yang sudah ditentukan. “Ba­gus, bagus sekali. Sungguh me­nakjubkan,” ucap mereka di­dam­­pingi team offisial, di an­ta­ra­nya Rolina Alias dan Wah Mohd Nazri.

Sementara, tiga pebalap Je­pang; Mutsumine, Terasaki dan Aki­maru, mengaku, baru pertama kali melihat itik atau bebek ter­bang dan dilombakan.  “Ini sangat unik. Tidak pernah kami temukan di negeri manapun. Kami akan ce­ritakan kepada keluarga kami di Je­pang,” kata mereka didampingi offisial tim Jepang, Takahashi.

Hal serupa disampaikan peba­lap dari Perancis, Samuel De Ber­nelagarde dan Damien Fol. Me­s­ki awalnya mengaku, kurang ter­tarik dengan banyaknya sere­moni di setiap etape Tour de Singkarak, tapi saat melihat pacu terbang itik di Payakumbuh, mereka menjadi terkagum.
Yes, performing that are served your country is amazing. We are happy to be here (Pertun­jukkan yang disuguhkan negara Anda sangat menakjubkan. Kami senang hadir di sini),” tukuk Goh Choon  dan Marcus Leong Yong Yo, pebalap dari Singapura.

Hanya saja, saat kebelet buang air kecil, para pebalap dari Singa­pu­ra sempat kelimpungan men­cari toilet. Mereka, sepertinya ti­dak tahu bahwa bus besar yang di­se­­diakan Dinas Pariwisata Pemu­da dan Olahraga Payakumbuh di te­­n­gah acara, merupakan toilet ber­jalan.

Alhasil, para pebalap itupun sem­pat menumpang buang air ke­cil di Cafe Tifa, persisnya di eks Ge­dung Bank Nasional.  “Ke de­pan, toilet berjalan itu benar-be­nar harus ditempatkan pada po­sisi yang strategis dan mudah d­ike­ta­hui pebalap. Sehingga, me­reka ti­dak menumpang-numpang seperti ini,” ujar Nusirwan Abbas Kamil, tim pengambilan aset Bank Nasional yang berada di Cafe Tifa.

Kendati demikian, etape keti­ga Tour de Singkarak yang me­ngam­bil star di Payakumbuh, tetap berlangsung meriah. Bela­san ribuan warga, berkumpul di pu­sat kota dan di sepanjang Jalan Soe­karno-Hatta. Ribuan di ant­a­ra­nya adalah anak-anak sekolah yang diliburkan pihak sekolah.

Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nir­wan­dar, ditemani Wawako Paya­kum­buh Syamsul Bahri, Ketua DPRD Wilman Singkuan, Sek­ko Ir­wandi Dt Batujuah dan Ka­dis­parse­ni­bud­pora Rida Anan­da, nam­pak se­nang dengan keme­riahan pele­pa­san etape ketiga Tour de Sing­karak, dimana Payakumbuh men­­­jadi tuan rumah.

Sapta juga mengapresiasi atrak­­si pacu itiak yang di dunia, ha­­nya terdapat di Kota Pay­a­kum­buh dan Kabupaten Lima­pu­luh Kota. Menurut Sapta, pacu itiak bisa menjadi icon wisata an­dalan Payakumbuh dan men­dorong ekonomi kreatif.

Kepala Dinas Pariwisata Pe­mu­da dan Olahraga Paya­kumbuh Rida Ananda yang menggagas pe­nampilan pacu itiak dalam pe­le­pasan Tour de Singkarak, senang dengan banyaknya apresiasi dari pebalap maupun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. “Kedepan, akan kita kemas lebih baik lagi,” ujar Rida Ananda. (frv)

Etape V - Singkarak. Tour de SIngkarak 2012

Jumat, 08 Juni 2012

Etape V - Singkarak
Tour de Singkarak 2012
Capung Aerial Photo

Hamid Shirisisan Kuasai Etape Lima TDS

SOLOK--MICOM: Hamid Shirisisan menguasai etape lima Tour de Singkarak 2012 setelah menjadi yang tercepat dari Padang Panjang-Danau Atas Bawah dan finis di Danau Singkarak, Solok, Jumat (8/6). 

Pembalap Uzkeistan Suren Team itu mampu membukukan catatan waktu 3.46.54 disusul Pujol Munoz Oscar dari Azad University Team dengan catatan waktu yang sama. Posisi tiga direbut oleh Petrus Woestenberg dari Global Cycling Team dengan waktu 3.48.39, sedangkan pebalap Indonesia terbaik direbut oleh Dadi Suryadi dari Putra Perjuangan Bandung dengan catatan waktu 3.48.45. 

Usai etape kelima, semua pebalap akan menjalani Tour de Singkarak 2012 etape enam dari Padang Pariaman menuju Painan, Sabtu (9/6), dengan jarak tempuh 143,9 km. 

Sementara itu Pujo Munoz Oscar menguasai tiga jersey Tour de Singkarak 2012. Meski hanya finis di urutan kedua etape lima dari Padang Panjang-Danau Bawah Atas-Danau Singkarak, dengan jarak tempuh 149 km, pebalap asal Spanyol ini berhak menggunakan Yellow Jersey sebagai pimpinan klasemen dengan waktu 15.39.50. 

Pebalap 28 tahun ini juga berhak menjadi Green Jersey atau raja sprint setelah mampu mengumpulkan poin terbanyak hingga etape lima yaitu 49 poin, disusul Hamid Shirisisan dari Uzbekistan Suren dengan 34 poin. 

Satu jersey lagi yang pada hari ini direbut oleh pebalap dengan nomor start 2 adalah predikat raja tanjakan (Polkadot Jersey). Pujol Munoz Oscar mampu mengumpulkan 41 poin disusul oleh Hamid Shirisisan dari Uzbekistan Suren dengan 28 poin. 

Dengan raihan hasil ini, maka pebalap yang baru bersinar sejak etape ketiga ini mencetak hatrick dalam meraih jersey yang merupakan idaman semua pebalap yang turun di Tour de Singkarak 2012 ini. 

Sementara itu, untuk pebalap Indonesia tercepat atau pemegang Red & White Jersey tetap dipegang oleh Dadi Suryadi dari Putra Perjuangan Bandung.(Ant/wt/X-12) 

Note – World of Words

Visit Minangkabau by WisataMinang.com

 
© Copyright Kaliki Santan on Tour de Singkarak 2010 -2011 | reDesign by Rifki | Published by Borneo Templates | Powered by WisataMinang.com.